Selasa, 16 Juli 2013

Jangan menangis.



Jangan menangis.

Hari ini gw dan ketiga teman gw sedang berangkat menuju sebuah villa tempat teman gw mengadakan sebuah acara pesta ulang tahunnya. Sebenarnya gw males datang karena daerah puncak yang sering terjadi kabut dan rute ke villanya sangat susah untuk di tempuh.
Perjalanan menuju ke villa teman gw butuh pengorbanan yang sangat besar, sekitar 30 menit gw menuju villa teman gw dari depan gang masuk ke arah villanya.
Di sana gw melihat ada sebuah villa besar dan pohon yang rindang, lalu di dekatnya ada beberapa rumah warga yang hanya di terangi dengan penerangan seadanya.(yang masih berbasis menggunakan listrik)
Sesaat gw masuk ke dalam rumah teman gw, terdengar suara music yang keras dari dalam dan ternyata ada sebuah band yang di undangnya. Gw di dalam melihat sekitar dan yang datang kebanyakan cewek pula, gw mencari teman gw lalu memberikan kado dan melihat sekitar. gw mulai males karena ada beberapa orang cewek yang melihat ke arah gw dan gw-pun pergi keluar dengan salah satu teman dekat gw. di sana gw dan dia menuju ke pinggir villa yang langsung menghadap ke arah sawah dan kebun.
Gw: “kalo gw tinggal disini gw ngak bakal betah jos.”
Jos: “emang knapa pin?”
Gw: “gapapa, cma ngak bakal betah aja.”
Akhirnya gw berbincang-bincang dengan dia sampai gw dan dia terdiam setelah melihat ada seorang anak wanita kecil yang muncul dari pohon sambil menangis.
Gw dan jos mendatangi anak tersebut dan melihat anak itu dengan mukanya yang lugu, cantik, dan masih berurai air mata di pipinya yang agak tembem lalu gw bertanya kepada anak itu.
Gw: “kamu knapa nangis ade? Kamu nyasar ya? Rumah kamu dimana?”
Dia: “aku baru dimarahin mama aku?”
Gw: “knapa? Kok kamu dimarahin? Rumah kamu dimana? Mau kaka anterin pulang?”
Dia: “aku ngak mau ka, nanti kalo aku pulang aku bakal di marahin mama aku lagi.”
Gw: “yaudahlah, tapi jangan nangis ya… kamu mau makan kue?”
Dia: “mau ka, aku laper dari tadi ngak di kasih makan sama mama.”
Gw akhirnya menuju ke dalam pesta dan mengambil piring lalu mengabil banyak makanan lalu membawanya keluar. Di sana gw melihat dia dan jos sedang mengobrol dan gw menuju mereka lalu menyodorkan makanan tersebut ke arah mereka.
Gw dan jos melihat anak wanita itu memakan dengan lahap.
Gw: “nama kamu siapa de?”
Dengan cepat si jos menjawab “namanya Vivian vira, umurnya 7 tahun.”
“OPIN, JOS. MASUK KE DALAM CEPETAN..”
Suara itu mengagetkan gw dan jos yang langsung melihat ke arah villa. Saat itu gw dan jos berlari ke dalam dan langsung melihat kalo salah satu teman gw ada yang keserupan. Dengan cepat gw memegangi teman gw dan si jos yang punya ilmu untuk menyadarkan orang yang keserupan langsung bertindak.
10 menit kemudian akhirnya dia sadar dan gw-pun menuju keluar lalu mencari anak tersebut. Setelah gw memutari taman di villa itu gw menuju pohon rindang yang ada di villa dan gw baru tau ternyata ada kuburan di bawah pohon tersebut, gw langsung melihat nama di batu nisan itu dan nama yang terletak di batu nisan itu adalah Vivian vira, gw menghitung umurnya dia hidup. Ternyata memang anak yang tadi bersama gw, dia bukan manusia. Dia hantu.
Di saat itu jos langsung datang dari belakang dan menceritakan kalo tadi pas gw mengambil makanan si jos sempat mengobrol dengan anak itu.
Jos: “kamu knapa gentayangan? Knapa ganggu teman saya?”
Vivian: “aku ngak bermaksud ganggu ka, aku hanya bosan jika berada di pohon saja.”
Jos: “lalu knapa kamu berkeliaran? Kamu knapa bisa meninggal?”
Vivian: “jadi 2 tahun yang lalu aku lagi kabur dari rumah karena aku mecahin vas bunga kesukaan mama tiri aku, nah mama tiri aku marah-marah dan memukul aku sesaat aku di bawah pohon ini. Dia membekap aku dan melempar aku ke jurang.”
Jos: “sekarang mama tiri kamu kmana? Emang mama kandung kamu kmana? Lalu keluarga kamu gimana?”
Vivian: “lagi di penjara. Mama kandung aku hilang di laut ka saat umur aku 1 tahun dan papa aku ngak pernah ngasih aku kasih sayang sedangkan kaka aku selalu mukul aku”
Lalu gw sekarang sadar kalo anak itu hanya butuh kasih sayang dari seseorang, karena anak itu ngak pernah mendapat kasih sayang dari keluarganya. Dia baru pertama kali mendapatkan kasih sayang dari seseorang dan hanya gw yang pernah memberikannya.
Setelah gw masuk lagi ke dalam villa, gw melihat ke belakang dan anak wanita itu sedang berada di pohon sambil mengucek-mengucek matanya dan gw berteriak “Vivian jangan menangis ya”
Lalu dia berhenti mengucek matanya dan tersenyum dan melayang ke atas dan mengucapkan “terima kasih” karena dia telah merasakan indahnya kasih sayang dari seseorang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar