Jangan
menangis.
Hari ini gw dan ketiga teman gw sedang berangkat menuju
sebuah villa tempat teman gw mengadakan sebuah acara pesta ulang tahunnya.
Sebenarnya gw males datang karena daerah puncak yang sering terjadi kabut dan
rute ke villanya sangat susah untuk di tempuh.
Perjalanan menuju ke villa teman gw butuh pengorbanan yang
sangat besar, sekitar 30 menit gw menuju villa teman gw dari depan gang masuk
ke arah villanya.
Di sana gw melihat ada sebuah villa besar dan pohon yang
rindang, lalu di dekatnya ada beberapa rumah warga yang hanya di terangi dengan
penerangan seadanya.(yang masih berbasis menggunakan listrik)
Sesaat gw masuk ke dalam rumah teman gw, terdengar suara
music yang keras dari dalam dan ternyata ada sebuah band yang di undangnya. Gw
di dalam melihat sekitar dan yang datang kebanyakan cewek pula, gw mencari
teman gw lalu memberikan kado dan melihat sekitar. gw mulai males karena ada
beberapa orang cewek yang melihat ke arah gw dan gw-pun pergi keluar dengan
salah satu teman dekat gw. di sana gw dan dia menuju ke pinggir villa yang
langsung menghadap ke arah sawah dan kebun.
Gw: “kalo gw tinggal disini gw ngak bakal betah jos.”
Jos: “emang knapa pin?”
Gw: “gapapa, cma ngak bakal betah aja.”
Akhirnya gw berbincang-bincang dengan dia sampai gw dan dia
terdiam setelah melihat ada seorang anak wanita kecil yang muncul dari pohon
sambil menangis.
Gw dan jos mendatangi anak tersebut dan melihat anak itu
dengan mukanya yang lugu, cantik, dan masih berurai air mata di pipinya yang
agak tembem lalu gw bertanya kepada anak itu.
Gw: “kamu knapa nangis ade? Kamu nyasar ya? Rumah kamu
dimana?”
Dia: “aku baru dimarahin mama aku?”
Gw: “knapa? Kok kamu dimarahin? Rumah kamu dimana? Mau kaka
anterin pulang?”
Dia: “aku ngak mau ka, nanti kalo aku pulang aku bakal di
marahin mama aku lagi.”
Gw: “yaudahlah, tapi jangan nangis ya… kamu mau makan kue?”
Dia: “mau ka, aku laper dari tadi ngak di kasih makan sama
mama.”
Gw akhirnya menuju ke dalam pesta dan mengambil piring lalu
mengabil banyak makanan lalu membawanya keluar. Di sana gw melihat dia dan jos
sedang mengobrol dan gw menuju mereka lalu menyodorkan makanan tersebut ke arah
mereka.
Gw dan jos melihat anak wanita itu memakan dengan lahap.
Gw: “nama kamu siapa de?”
Dengan cepat si jos menjawab “namanya Vivian vira, umurnya 7
tahun.”
“OPIN, JOS. MASUK KE DALAM CEPETAN..”
Suara itu mengagetkan gw dan jos yang langsung melihat ke
arah villa. Saat itu gw dan jos berlari ke dalam dan langsung melihat kalo
salah satu teman gw ada yang keserupan. Dengan cepat gw memegangi teman gw dan
si jos yang punya ilmu untuk menyadarkan orang yang keserupan langsung
bertindak.
10 menit kemudian akhirnya dia sadar dan gw-pun menuju keluar
lalu mencari anak tersebut. Setelah gw memutari taman di villa itu gw menuju
pohon rindang yang ada di villa dan gw baru tau ternyata ada kuburan di bawah
pohon tersebut, gw langsung melihat nama di batu nisan itu dan nama yang
terletak di batu nisan itu adalah Vivian vira, gw menghitung umurnya dia hidup.
Ternyata memang anak yang tadi bersama gw, dia bukan manusia. Dia hantu.
Di saat itu jos langsung datang dari belakang dan
menceritakan kalo tadi pas gw mengambil makanan si jos sempat mengobrol dengan
anak itu.
Jos: “kamu knapa gentayangan? Knapa ganggu teman saya?”
Vivian: “aku ngak bermaksud ganggu ka, aku hanya bosan jika
berada di pohon saja.”
Jos: “lalu knapa kamu berkeliaran? Kamu knapa bisa
meninggal?”
Vivian: “jadi 2 tahun yang lalu aku lagi kabur dari rumah karena
aku mecahin vas bunga kesukaan mama tiri aku, nah mama tiri aku marah-marah dan
memukul aku sesaat aku di bawah pohon ini. Dia membekap aku dan melempar aku ke
jurang.”
Jos: “sekarang mama tiri kamu kmana? Emang mama kandung kamu
kmana? Lalu keluarga kamu gimana?”
Vivian: “lagi di penjara. Mama kandung aku hilang di laut ka saat
umur aku 1 tahun dan papa aku ngak pernah ngasih aku kasih sayang sedangkan
kaka aku selalu mukul aku”
Lalu gw sekarang sadar kalo anak itu hanya butuh kasih sayang
dari seseorang, karena anak itu ngak pernah mendapat kasih sayang dari
keluarganya. Dia baru pertama kali mendapatkan kasih sayang dari seseorang dan
hanya gw yang pernah memberikannya.
Setelah gw masuk lagi ke dalam villa, gw melihat ke belakang
dan anak wanita itu sedang berada di pohon sambil mengucek-mengucek matanya dan
gw berteriak “Vivian jangan menangis ya”
Lalu dia berhenti mengucek matanya dan tersenyum dan melayang
ke atas dan mengucapkan “terima kasih” karena dia telah merasakan indahnya
kasih sayang dari seseorang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar