Selasa, 16 Juli 2013

Undangan Misterius



Undangan Misterius.

Selasa pagi ini gw mendapatkan sebuah undangan yang tidak tau berasal dari siapa, isinya-pun juga aneh berisikan.
“hey teman, datang ya hari ini ke sekolah jam 19:00 malam. Aku menunggumu disini. Datanglah kalo kamu memang temanku. Undangan ini untukmu kawanku OPIN”
Yang gw tahu tulisannya itu seperti tulisan teman gw dulu, tapi gw lupa. Ya karena gw mau berangkat sekolah karena ada pemantapan kelas XII, akhirnya gw memutuskan untuk berangkat ke sekolah terlebih dahulu. Di sepanjang perjalanan menuju sekolah gw masih ragu dengan tulisan surat itu. Surat misterius yang gw temukan di dalam kantong celana sekolah gw berwarna abu-abu berisikan surat yang ngak jelas. Ngak mungkin jika salah alamat karena memang tertulis nama gw dan alamatnya-pun juga ada.
Sesampainya di sekolah gw langsung menanyakan seisi kelas siapa yang menaruh surat ini ke dalam kantong gw namun ya apa daya tidak ada yang mengaku ataupun tahu tentang surat tersebut. Akhirnya gw-pun membuang surat tersebut ke dalam tong sampah di dekat kantin, tetapi sesaat gw menuju ke kantin dan hendak mengambil uang untuk membayar jajanan, surat itu masih ada di dalam kantong gw. akhirnya gw membakar surat itu di dalam kamar mandi lalu membuangnya ke kloset dan langsung menuju ke kelas. Gw agak bingung dengan salah satu teman gw yang melihat gw dengan perasaan agak takut karena ngak biasanya dia melihat gw seperti itu.
“pin lo ke dalam kelas pin sekarang!!” sahut salah satu teman gw.
“knapa emangnya?” jawab gw.
“udah cepetan ke dalam aja” jawab dia dengan nada memaksa.
Gw langsung menuju ke dalam kelas dan melihat ke arah papan tulis, terlihat tulisan berwarna merah seperti darah yang ternyata sesaat gw sentuh memang darah. Terlihat dari warna, bau, dan teksturnya yang mengalir di papan tulis. Isinya lebih aneh dari sebelumnya dan bertuliskan.
“OPIN, AKU MENGUNDANGMU KE KELAS INI, MALAM INI, JAM 19:00 MALAM. AKU AKAN MENUNGGUMU SELALU.”
Gw melihatnya dengan kaget dan bercampur lemas karena suasananya yang sepi dan hanya ada gw lalu beberapa orang yang masih melihat tulisan tersebut di dalam kelas.
Malam itu jam 19:00 gw datang ke sekolah dengan memakai pakaian santai berwarna putih dan langsung memarkirkan kendaraan gw lalu keluar dan masuk ke area sekolah. Di sana gw sempat meminta izin dan gw-pun di izinkan tapi jangan terlalu lama kata penjaga sekolah.
Di dalam sekolah sangat sepi dan yang ada hanya hamparan lorong gelap dan kelas yang sepi serta penerangan yang tidak memadai. Gw sampai di depan kelas gw dengan sambutan angin dingin yang menghembus dari dalam kelas. Gw mengambil langkah untuk menyalakan lampu lalu lampu menyala dan di papan tulis mulai muncul huruf satu persatu “a-k-h-i-r-n-y-a k-a-m-u d-a-t-a-n-g”
Setelah tulisan itu selesai lampu tiba-tiba mati dengan sendirinya dan pintu kelas gw menutup dengan pelan yang membuat gw terkurung di dalam kelas gw.
Gw: “ok pin, jangan takut. Yang lo lakukan sekarang adalah sabar dan menunggu sampai a..aaa…a…”
gw menghentikan suara dan tidak bisa bergerak setelah melihat di dekat meja guru ada seorang wanita memegang sebuah surat berwarna merah muda dan membawa kotak coklat (gw tahu karena masih ada cahaya dari luar yang terpantul mengenainya.) dia tidak menyentuh lantai dan melayang semakin dekat mendekati gw yang ada di dekat pintu. Setelah dia ada di depan gw, dia langsung menampakan wajahnya. Sekarang gw tau siapa yang memberikan gw surat dan mengundang gw kesini, gw tau siapa pengundang misterius itu dan memang undangan misterius itu dituju untuk gw.
Wanita itu adalah SILVIA, sanabat gw dulu yang sekarang sudah menjadi almarhumah.
SILVIA: “akhirnya lo datang juga pin. Gw udah nungguin dari tadi lho….”
Gw: “knapa lo mengundang gw kesini? Kita udah berbeda dunia. Lo kan udah beristirahat dengan tenang.”
SILVIA:” gw masih ada urusan-pin yang belum gw selesaikan.”
Suasana diam dan dia masih memegang surat berwarna merah muda dan mulai menjulurkan tangannya kepadaku.
SILVIA: “ambil-pin. Ini hadiah ulang tahun buat lo yang ke 16 waktu kelas XI, dulu  gw ingin memberikan kado ini buat lo waktu itu.”
Gw: “tapi lo-kan mati sesaat lo….”
Silvia langsung memeluk gw dan gw pingsan lalu gw terbangun dan melihat Silvia memasuki kelas gw yang sekarang sambil menangis dan membawa coklat serta surat dan mengeluarkan hp untuk mengirim sms ke seseorang dan ternyata sms itu tertuju untuk gw yang berisikan.
“pin dateng pin ke sekolah, ke kelas lo yang baru pin. Gw nunggu lo pin”
Mungkin sesaat itu hp gw sedang mati dan ngak hidup tapi sesaat hp gw nyala ngak ada sms seperti itu.
Tepat gw melihat jam 18:50 malam, dia mengikatkan tali ke kipas angin dan langsung membuat simpul untuk gantung diri. Gw berusaha menariknya tetapi gw ngak bisa menyentuhnya dan tubuh gw-pun terasa transparan, akhirnya gw mencoba menahannya dengan teriakan gw tapi tidak terdengar oleh dia.
Tepat TENG jam 19:00 dia bunuh diri dengan cara gantung diri dan gw melihatnya mati di depan gw.
Gw melihat ke genggaman tangannya dia yang menjatuhkan sebuah surat kenaikan kelas dan dia dinyatakan tidak naik kelas.
Gw pingsan dan kembali ke kelas gw lagi dalam keadaan semula. Gw menangis karena sahabat gw meninggal dengan cara gantung diri dan gw ngak bisa menemaninya karena sesaat pembagian rapot orang tua gw mengajak gw pergi keluar kota.
Gw mengangkat kepala dan terdiam setelah gw merasa di peluk, ternyata silvia memeluk gw. gw ngak bisa bergerak sama sekali dan lama-kelamaan dia hilang dengan meninggalkan sebuah surat dan kotak coklat.
Gw membuka surat tersebut dan bertuliskan.
“pin tolong sampaikan ke orang tua gw kalo gw sayang sama dia, gw ngak mau ngelakuin ini tapi gw takut kena marah orang tua gw kalo mereka tau gw ngak naik kelas, gw nunggu lo buat lo kesini karena hari ini juga hari ulang tahun lo, gw mau kasih hadiah buat lo dan mengajak lo bermain bersama. Tapi lo ngak datang. Mungkin ini terakhir kalinya gw menumpahkan tulisan gw disini. Selamat tinggal pin. Titip salam untuk keluarga gw ya. 1 juni 2012.”
Gw menangis lagi dan ternyata dia mengundang gw setahun yang lalu…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar