Selasa, 16 Juli 2013

Jembatan Angker.



Jembatan Angker.

Setiap kali gw menuju sekolah yang gw tempati, mau itu pergi ataupun pulang sekolah. Gw selalu melewati jembatan tersebut karena akses yang di tempuh lebih cepat. Sebenarnya ada dua jalur yang bisa di tempuh, namun jalur yang satunya lagi memotong lebih jauh dan lebih menghabiskan banyak waktu.
Tapi sesaat suatu kejadian, gw memutuskan menggunakan jalur yang lain. Alasannya sih karena kejadian yang gw alami sesaat gw pulang lewat jembatan tersebut.
Jadi waktu itu sekolah gw mengadakan upacara penutupan MOPD, nah di situ waktunya bergeser lebih ngaret karena kepala sekolah yang datangnya telat lalu banyaknya anak baru yang susah di atur membuat keadaan ramai. Terpaksa waktunya di perpanjang sampai malam sekitar jam 18:30.
Selesai MOPD gw di suruh merapikan bekas-bekas MOPD yang ada di lapangan, termasuk mengangkat-angkat meja ke dalam kelas. Akhirnya semua selesai jam 19:30, gw melihat ternyata beberapa anak-anak osis ada yang masih tinggal di sekolah untuk menyiapkan seleksi osis untuk tahunan gw mengingat kakak kelas di atas gw akan lengser dan di gantikan oleh anak-anak osis yang baru.
Gw pulang seperti biasa lewat jembatan tua tersebut dan anehnya gw baru kali ini lewat jembatan itu di saat malam dan sangat sah jika jembatan tersebut sepi mengingat lokasinya yang seram dan berada di antara perkebunan.
Gambaran sedikit unuk jembatan tua tersebut, panjangnya sekitar 20 meter dengan penerangan dua buah lampu di tengah-tengahnya dan ada sebuah gubuk tua yang tidak terawat berada di sana.
 Gw lewat dengan sepeda gw namun saat berada di tengah-tengah jembatan tersebut rantai sepeda gw terlepas dari gear gw dan yang bikin suasananya seram adalah di saat rantai gw lepas, di situ pula dua lampu tersebut mati. Di situ gw mulai agak bingung karena sesaat sepeda gw pakai sebelumnya ngak ada masalah atau apa-apa tapi kenapa sekarang jadi gampang lepas kaya gini.
Akhirnya gw membenarkan rantai tersebut di tengah jembatan tersebut, gw mulai mengayuh lagi namun terhenti karena ada seseorang yang sedang berdiri di ujung jembatan. Di sana tadi juga ngak ada siapa-siapa namun kenapa sekarang ada.
Gw mulai menyalakan senter dari hp gw dan menyinarkannya ke arah orang tersebut. Perlahan cahaya tersebut gw arahkan ke orang tersebut dan sesaat sampai di wajahnya, ternyata dia adalah nenek tua dengan pakaian kumel dan kotor, rambutnya panjang sudah berwarna putih dan tidak memakai alas kaki.
Sesaat itu lampu di jembatan tersebut hidup dan ada sesuatu yang membuat gw takut. Di saat lampu hidup di saat itu pula nenek itu memalingkan pandangannya ke arah gw. gw kenal dengannya, dia adalah nenek-nenek penjaga jembatan tua tersebut.
Gw langsung memutarkan sepeda gw dan langsung ingin kabur tetapi di ujung jembatan lain sudah ada seseorang yang bajunya sudah berlumuran darah. Gw langsung berhenti dan terdiam, perlahan-lahan orang tersebut melayang  mendekati gw. Gw melihat wajahnya yang sudah hancur dan di saat itu pula gw pingsan. Esok paginya gw terbangun dan sudah berada di depan gubuk tersebut beserta sepeda gw  yang terpakir manis di sebelah gw.
Sesaat gw melihat jam ternyata sudah jam 04:00 pagi. Gw-pun langsung memegang sepeda kesayangan gw, namun sebuah tangan muncul dari belakang dan memegang pundak gw. di situ gw lari dengan membawa sepeda dan mengayuh sepeda gw secara cepat dengan posisi ngebut gw ngak berani melihat kebelakang. Sesaat gw sampai depan pos satpam perumahan gw, gw di tegur oleh salah seorang satpam.
Satpam: “baru dari mana mas, kok pulangnya pagi?”
Gw: “kemarin saya pingsan pak” (di dalam pikiran gw dia mirip kaya orang yang mukanya hancur kemarin malam)
Satpam: “owh, di jembatan ya?”
Gw: “iya pak, kok tau?”
Satpam: “kamu emang ngak ngerasa kalo dari tadi kamu gendong sesuatu”
Gw langsung berbalik dan melihat di belakang gw ada wajah nenek-nenek tersebut yang sudah tua dan hancur berlumuran darah. Di situ gw ngak  bisa bergerak dan meminta kepada satpam tersebut untuk mengusirnya. Namun dia menuju ke belakang gw dan mengobrol dengan sesuatu yang gw gendong. Dekapannya di baju gw semakin lama semakin erat dan beberapa menit kemudian satpam itu menuju ke depan gw.
Satpam: "gini de, dia Cuma mau di lepas kalo kamu anterin dia ke gubuk.”
Akhirnya gw bergegas kesana bersama satpam tersebut dan sesudah sampai di jembatan tersebut, lepaslah tuh nenek penjaga jembatan tua tersebut.
Gw  lega semua sudah selesai namun heran…..
Kemana satpam yang tadi bersama gw, ngak mungkin dalam waktu beberapa detik dia langsung pergi beserta sepedanya. Karena takut gw akhirnya kembali ke perumahan gw, di situ ada satpam namun berbeda bukan satpam yang tadi gw temukan. Gw langsung menanyakan satpam yang tadi bersama gw karena sekilas juga gw baru awal kali ini melihatnya.
Gw: “pak tadi pagi pas sekitar jam 4an yang jaga pos siapa ya pa?”
Satpam: (bingung) “hah???? Tadi pas jam 4 ngak ada yang jaga de. Pos kosong dan portal bapak tutup karena bapak keliling dulu dan ini baru balik, lagipula dari tadi bapak jaga sendirian kok jaganya.”
Gw: “serius pak? Tadi ada satpam kok pak, mukanya kaya orang jawa, rambutnya cepak trus alisnya tebal.”
Satpam: “hah? Maksud kamu jaidin?”(dengan nada dan muka kaget)
Gw: “ wah saya ngak tau pak namanya.”
Satpam: “orangnya kaya gini bukan” (satpam tersebut menunjukan foto seseorang dari dompetnya)
Gw: “iya pak, dia orangnya”
Satpam: “ya Allah.”
Gw: “kenapa pak?”
Satpam: “dia udah meninggal dek kmarin malam pas jam 19:30 karena tertabrak oleh mobil di jembatan tua deket sekolah kamu.”
Gw: “ngak mungkin pak, tadi dia nemenin saya ke jembatan tersebut dan kemarin sesaat saya pulang ke sana saya tidak melihat ada kecelakaan di sana sama sekali.”
Satpam: “demi Allah de dia kmarin meninggal, jenazahnya sudah ada di rumah sakit untuk otopsi.”
Gw langsung cabut ke rumah dan sesampainya di situ gw di marahi oleh orang tua gw. di sana gw hanya menjelaskan tentang kejadian yang gw alami.
Orang tua gw memaklumkannya karena bokap gw juga dulu pernah ketamu dengan nenek-nenek tersebut dan bokap gw tau sejarahnya.
Jadi waktu dulu sebelum gw bersekolah di sekolah gw yang satu ini, jembatan tua tersebut tidak ada yang seram karena selalu ada nenek-nenek yang tinggal di gubuk yang terletak di ujung jembatan. Nenek itu tinggal sebatang kara dan hanya dapat makan dari orang-orang yang menyumbang untuk dia makan, istilahnya hidupnya di tanggung oleh masyarakat sekitar. Namun suatu ketika di saat malam hari terjadi sebuah peristiwa yang naas menimpa nenek tersebut. Dia di tabrak lari oleh sebuah mobil dan mayatnya hanya di letakkan di depan gubuk tempat nenek tersebut tinggal. Sampai hari ini nenek tersebut sering mengganggu pengendara atau manusia yang melintas pada saat malam hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar