Jembatan Angker.
Setiap kali
gw menuju sekolah yang gw tempati, mau itu pergi ataupun pulang sekolah. Gw
selalu melewati jembatan tersebut karena akses yang di tempuh lebih cepat.
Sebenarnya ada dua jalur yang bisa di tempuh, namun jalur yang satunya lagi
memotong lebih jauh dan lebih menghabiskan banyak waktu.
Tapi sesaat
suatu kejadian, gw memutuskan menggunakan jalur yang lain. Alasannya sih karena
kejadian yang gw alami sesaat gw pulang lewat jembatan tersebut.
Jadi waktu
itu sekolah gw mengadakan upacara penutupan MOPD, nah di situ waktunya bergeser
lebih ngaret karena kepala sekolah yang datangnya telat lalu banyaknya anak
baru yang susah di atur membuat keadaan ramai. Terpaksa waktunya di perpanjang
sampai malam sekitar jam 18:30.
Selesai MOPD
gw di suruh merapikan bekas-bekas MOPD yang ada di lapangan, termasuk mengangkat-angkat
meja ke dalam kelas. Akhirnya semua selesai jam 19:30, gw melihat ternyata
beberapa anak-anak osis ada yang masih tinggal di sekolah untuk menyiapkan
seleksi osis untuk tahunan gw mengingat kakak kelas di atas gw akan lengser dan
di gantikan oleh anak-anak osis yang baru.
Gw pulang
seperti biasa lewat jembatan tua tersebut dan anehnya gw baru kali ini lewat
jembatan itu di saat malam dan sangat sah jika jembatan tersebut sepi mengingat
lokasinya yang seram dan berada di antara perkebunan.
Gambaran
sedikit unuk jembatan tua tersebut, panjangnya sekitar 20 meter dengan
penerangan dua buah lampu di tengah-tengahnya dan ada sebuah gubuk tua yang
tidak terawat berada di sana.
Gw lewat dengan sepeda gw namun saat berada di
tengah-tengah jembatan tersebut rantai sepeda gw terlepas dari gear gw dan yang
bikin suasananya seram adalah di saat rantai gw lepas, di situ pula dua lampu
tersebut mati. Di situ gw mulai agak bingung karena sesaat sepeda gw pakai
sebelumnya ngak ada masalah atau apa-apa tapi kenapa sekarang jadi gampang
lepas kaya gini.
Akhirnya gw
membenarkan rantai tersebut di tengah jembatan tersebut, gw mulai mengayuh lagi
namun terhenti karena ada seseorang yang sedang berdiri di ujung jembatan. Di
sana tadi juga ngak ada siapa-siapa namun kenapa sekarang ada.
Gw mulai
menyalakan senter dari hp gw dan menyinarkannya ke arah orang tersebut.
Perlahan cahaya tersebut gw arahkan ke orang tersebut dan sesaat sampai di
wajahnya, ternyata dia adalah nenek tua dengan pakaian kumel dan kotor,
rambutnya panjang sudah berwarna putih dan tidak memakai alas kaki.
Sesaat itu
lampu di jembatan tersebut hidup dan ada sesuatu yang membuat gw takut. Di saat
lampu hidup di saat itu pula nenek itu memalingkan pandangannya ke arah gw. gw
kenal dengannya, dia adalah nenek-nenek penjaga jembatan tua tersebut.
Gw langsung
memutarkan sepeda gw dan langsung ingin kabur tetapi di ujung jembatan lain
sudah ada seseorang yang bajunya sudah berlumuran darah. Gw langsung berhenti
dan terdiam, perlahan-lahan orang tersebut melayang mendekati gw. Gw melihat wajahnya yang sudah
hancur dan di saat itu pula gw pingsan. Esok paginya gw terbangun dan sudah
berada di depan gubuk tersebut beserta sepeda gw yang terpakir manis di sebelah gw.
Sesaat gw
melihat jam ternyata sudah jam 04:00 pagi. Gw-pun langsung memegang sepeda
kesayangan gw, namun sebuah tangan muncul dari belakang dan memegang pundak gw.
di situ gw lari dengan membawa sepeda dan mengayuh sepeda gw secara cepat
dengan posisi ngebut gw ngak berani melihat kebelakang. Sesaat gw sampai depan
pos satpam perumahan gw, gw di tegur oleh salah seorang satpam.
Satpam: “baru
dari mana mas, kok pulangnya pagi?”
Gw: “kemarin
saya pingsan pak” (di dalam pikiran gw dia mirip kaya orang yang mukanya hancur
kemarin malam)
Satpam: “owh,
di jembatan ya?”
Gw: “iya pak,
kok tau?”
Satpam: “kamu
emang ngak ngerasa kalo dari tadi kamu gendong sesuatu”
Gw langsung
berbalik dan melihat di belakang gw ada wajah nenek-nenek tersebut yang sudah
tua dan hancur berlumuran darah. Di situ gw ngak bisa bergerak dan meminta kepada satpam
tersebut untuk mengusirnya. Namun dia menuju ke belakang gw dan mengobrol
dengan sesuatu yang gw gendong. Dekapannya di baju gw semakin lama semakin erat
dan beberapa menit kemudian satpam itu menuju ke depan gw.
Satpam:
"gini de, dia Cuma mau di lepas kalo kamu anterin dia ke gubuk.”
Akhirnya gw
bergegas kesana bersama satpam tersebut dan sesudah sampai di jembatan
tersebut, lepaslah tuh nenek penjaga jembatan tua tersebut.
Gw lega semua sudah selesai namun heran…..
Kemana satpam
yang tadi bersama gw, ngak mungkin dalam waktu beberapa detik dia langsung
pergi beserta sepedanya. Karena takut gw akhirnya kembali ke perumahan gw, di
situ ada satpam namun berbeda bukan satpam yang tadi gw temukan. Gw langsung
menanyakan satpam yang tadi bersama gw karena sekilas juga gw baru awal kali
ini melihatnya.
Gw: “pak tadi
pagi pas sekitar jam 4an yang jaga pos siapa ya pa?”
Satpam:
(bingung) “hah???? Tadi pas jam 4 ngak ada yang jaga de. Pos kosong dan portal
bapak tutup karena bapak keliling dulu dan ini baru balik, lagipula dari tadi
bapak jaga sendirian kok jaganya.”
Gw: “serius
pak? Tadi ada satpam kok pak, mukanya kaya orang jawa, rambutnya cepak trus
alisnya tebal.”
Satpam: “hah?
Maksud kamu jaidin?”(dengan nada dan muka kaget)
Gw: “ wah
saya ngak tau pak namanya.”
Satpam:
“orangnya kaya gini bukan” (satpam tersebut menunjukan foto seseorang dari
dompetnya)
Gw: “iya pak,
dia orangnya”
Satpam: “ya
Allah.”
Gw: “kenapa
pak?”
Satpam: “dia
udah meninggal dek kmarin malam pas jam 19:30 karena tertabrak oleh mobil di
jembatan tua deket sekolah kamu.”
Gw: “ngak
mungkin pak, tadi dia nemenin saya ke jembatan tersebut dan kemarin sesaat saya
pulang ke sana saya tidak melihat ada kecelakaan di sana sama sekali.”
Satpam: “demi
Allah de dia kmarin meninggal, jenazahnya sudah ada di rumah sakit untuk
otopsi.”
Gw langsung
cabut ke rumah dan sesampainya di situ gw di marahi oleh orang tua gw. di sana
gw hanya menjelaskan tentang kejadian yang gw alami.
Orang tua gw
memaklumkannya karena bokap gw juga dulu pernah ketamu dengan nenek-nenek
tersebut dan bokap gw tau sejarahnya.
Jadi waktu
dulu sebelum gw bersekolah di sekolah gw yang satu ini, jembatan tua tersebut
tidak ada yang seram karena selalu ada nenek-nenek yang tinggal di gubuk yang
terletak di ujung jembatan. Nenek itu tinggal sebatang kara dan hanya dapat
makan dari orang-orang yang menyumbang untuk dia makan, istilahnya hidupnya di
tanggung oleh masyarakat sekitar. Namun suatu ketika di saat malam hari terjadi
sebuah peristiwa yang naas menimpa nenek tersebut. Dia di tabrak lari oleh
sebuah mobil dan mayatnya hanya di letakkan di depan gubuk tempat nenek
tersebut tinggal. Sampai hari ini nenek tersebut sering mengganggu pengendara
atau manusia yang melintas pada saat malam hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar